Sabtu, 25 Juni 2016

Menggapai Malam Lailatul Qodar

   Assalamu'alaikum,gimana kabar puasanya hari ini saudaraku?Begitu cepatnya waktu berlalu tak terasa Romadhon sudah disepuluh hari terakhir,dan saya yakin kalau semalam banyak saudara-saudara kita yang tak ingin melewatkan malam ke 21 ini dengan beriktikaf di Masjid.begitu juga dengan saya.
  Rindu rasanya bisa beriktikaf di Masjid setelah 2 tahun tak bisa melakukannya,maklum waktu itu si bungsu masih baby,jadi ngga tega rasanya kalau dibawa ataupun ditinggal dirumah.Dan Alkhamdulillah Romadhan kali ini saya dengan suami berbagi tugas menjaga si kecil agar bisa sama-sama merasakan nikmatnya beriktikaf di Masjid.bersyukur rumah kami sangat dekat dengan Masjid jadi kami bisa bergantian ke Masjidnya.
  Ada yang membuat saya sangat bersyukur ketika bisa mengajak si sulung ikut iktikaf semalam,maklum saja untuk orang tua yang sudah paham agama mungkin hal itu sudah biasa,namun untuk remaja seusia anak saya,mungkin mereka lebih memilih untuk tidur dari pada sujud syukur.
jujur perkembangan tehnologi saat ini membuat para orang tua risau akan aqidah akhlaq putra putrinya,meski mereka tinggal satu rumah orang tua tidak bisa mengawasi 24 jam apa yang sedang dilihat dan dilakukan anak-anak dengan gadgednya.kecanggihan tehnologi bak pisau bermata dua bagi mereka.kalau sudah begini siapa lagi yang bisa menjaga mereka,kalau bukan doa dan ajakan kita untuk selalu dekat serta bersandar pada Robb sang pencipta.Dengan mengajak anak-anak kita ke Masjid akan menjadikan hatinya selalu ingat Alloh kapanpun dan dimanapun.bukan hanya orang tuanya yang sholeh,anak-anaknya juga harus sholeh,bukan hanya orang tuanya yang ingin meraih kebaikan  seribu bulan,anak-anaknya juga ingin menggapai malam Lailatul Qodar.

Buat si sulung anakku,terimakasih sudah ikut bersama kami menikmati lezatnya iman yang Alloh hidangkan semalam,semoga kita bisa merasakan kembali indahnya iktikaf di Romadhon-Romadhon tahun depan,Aamiin ya Robbalalaamiin.


Semarang,21 Romadhon 1437 H (26 Juni 2016)
     
 
 

Sabtu, 04 Juni 2016

Resolusi Romadhon


   Bulan Romadhon segera hadir di tahun ini,alkhamdulillah kita masih dipertemukan dengan bulan suci penuh berkah yang selalu dinantikan kedatangannya oleh seluruh muslim di berbagai negeri.
   Ada yang mengusik dibenak saya setiap kali Romadhon tiba,apalagi coba kalau bukan bermacam-macam agenda kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang (termasuk saya hehehe) di bulan puasa yang bersifat  hubud dunya (cinta dunia). Mulai dari ibu-ibunya yang sibuk menyusun dan mengolah menu untuk sahur dan berbuka yang istimewa dari biasanya.mereka lupa kalau puasa itu mengajarkan kita untuk bersifat rendah hati agar bisa merasakan bagaimana rasanya menahan lapar yang biasa dirasakan oleh mereka yang kurang mampu,bukan malah bermewah-mewah dalam mengolah menu.
   lalu lihat saja anak-anaknya,yang sibuk dengan acara ngabuburit dan bukbernya,padahal yang namanya ngabuburit atau je-je-es menjelang berbuka lebih banyak mengajak mereka kepada zina mata,memandang ke bukan muhrimnya yang otomatis bisa mengurangi pahala puasa mereka.lalu mengatas namakan buka bersama (bukber) kadang malah mereka melewatkan sholat maghribnya.ya mungkin tidak semua seperti itu,(mudah2an).
   lalu bagaimana dengan Ayah sebagai kepala keluarga?mereka berusaha kerja ekstra demi mencukupi kebutuhan keluarganya dihari raya.dari mulai baju,sepatu,bahkan kendaraan baru.mereka lupa bahwa masih banyak diluar sana yang menantikan zakat dan sedekah mereka.
   Namanya juga manusia yang hidup dunia,wajar saja kalau kepentingan hidup menjadi prioritas utama.namun alangkah baiknya kalau urusan dunia itu diimbangi dengan urusan akherat.tempat dimana kita kelak akan kekal disana.
   untuk itu mari kita ubah pola pikir kita dalam menyambut bulan Romadhon ini.kalau dari tahun ketahun Romadhon kita berlalu begitu-begitu saja,mulai tahun ini alangkah baiknya kalau kita buat resolusi Romadhon.Sebagai seorang ibu di bulan puasa ini tidak hanya menyiapkan menu untuk santapan jasmani keluarga namun menu santapan rohani juga harus disiapkan,seperti setiap pagi sehabis sholat subuh biasanya minum TEH, karena ini puasa TEHnya diganti dengan "Tadarus Edisi Harian" lalu biar sehat untuk anak-anak ajak minum SUSU (Sedekah Subuh) sambil jalan-jalan pagi anak-anak kita latih  berbagi memberi sedekah pada orang -oarang yang kurang mampu.selain sehat juga melatih empati anak sejak dini.setelah itu habis mandi ajak anak untuk DHUGEM (Dhuha Gembira)walau hanya dua rakaat saja kalau istiqomah luar biasa manfaat dan pahalanya.
menjelang siang sehabis sholat dhuhur usahakan untuk tidur supaya rasa Baper (Bawaanya Laper)kala puasa terhibur.
malam harinya sholat tarawih kalau minggu-minggu pertama dilakukan di Masjid atau Mushola dekat rumah,ada baiknya sesekali ajak keluarga untuk Tarawih keliling (Tarling) ke masjid-Masjid besar seperti kalau di Semarang Masjid Baiturrohman,Masjid Kauman atau Masjid Agung Jawa Tengah.
Di Masjid Agung Jawa Tengah ini kita akan merasakan atmosfer sholat Tarawih serasa di Masjidil Haram karena Imamnya seorang khafizd Qur'an yang akan membaca satu juz setiap hari dalam sholat tarawih.(kebayang kan seolah Imam As-Sudais yang mengimaminya).
  setelah sholat tarawih selesai.menjelang mau tidur jangan lupa berwudhu niatkan untuk sholat Tahajud sebelum sahur.
   Mudah-mudahan puasa  tahun ini nilai amalan ibadah kita bertambah berkah,dan semoga Alloh SWT mempertemukan kita dengan Romadhon-Romadhon yang akan datang,Aamiin.

Mohon maaf tulisan ini tidak bermaksud menggurui hanya sebagai muhasabah untuk diri.
"Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bulan Romadhon 1437H"

semarang,4 juni 2016